Sebuah meta-analisis baru-baru ini yang meneliti orang lanjut usia yang berisiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke telah menemukan adanya hubungan potensial antara penggantian garam dan penurunan angka kematian, terutama yang terkait dengan penyakit jantung dan stroke. Penelitian ini terutama dilakukan di seluruh populasi Asia, dimana penggunaan pengganti garam lebih banyak terjadi karena praktik kuliner. Penelitian ini menyoroti dampak pengurangan asupan natrium.
Di Amerika Serikat, di mana sekitar 70% konsumsi natrium berasal dari makanan kemasan dan olahan dibandingkan garam meja, temuan ini, yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine pada hari Selasa, berfungsi sebagai pengingat akan bahaya asupan natrium berlebihan dan dampak buruknya. kebutuhan untuk mengeksplorasi pilihan diet alternatif. Menurut Dr. Darien Sutton, koresponden medis untuk ABC News , rata-rata orang Amerika mengonsumsi 3.400 miligram garam setiap hari, melampaui batas yang disarankan yaitu 2.300 miligram, dengan batas ideal 1.500 miligram untuk kebanyakan orang dewasa, terutama mereka yang menderita hipertensi.
Dr Sutton menekankan meluasnya perkiraan yang terlalu rendah terhadap asupan natrium, dan menekankan pentingnya kesadaran mengenai kandungan natrium dalam makanan. Pola makan tinggi natrium berkontribusi terhadap lebih dari 2 juta kematian secara global setiap tahun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia . Namun, tidak semua orang dewasa menghadapi kebutuhan mendesak untuk mengubah asupan natrium mereka, dan penelitian ini berfokus secara khusus pada individu dengan risiko tinggi terkena kejadian kardiovaskular.
Bagi orang-orang tersebut, berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk merancang strategi mengurangi asupan natrium sangatlah penting, sering kali dimulai dengan meneliti label makanan untuk mengetahui kandungan natriumnya. Misalnya, Dr. Sutton menyoroti kandungan natrium dalam makanan ringan populer seperti Doritos , di mana satu porsi 12 keripik dapat mengandung sekitar 200 miligram natrium, yang berpotensi berjumlah lebih dari 3.000 miligram dalam satu kantong berukuran standar.
Dia menekankan perlunya kewaspadaan terhadap makanan olahan, menyarankan alternatif dan mendesak konsumen untuk mengukur asupan natrium mereka. Selain memantau asupan natrium, Dr. Sutton menganjurkan untuk mengeksplorasi alternatif beraroma selain garam, seperti paprika, merica bubuk, bubuk bawang merah, kayu manis, jahe, atau bawang putih, untuk meningkatkan rasa tanpa bergantung pada natrium.
Meta-analisis baru-baru ini menggarisbawahi dampak kesehatan yang merugikan dari konsumsi garam yang berlebihan, khususnya di kalangan populasi lanjut usia. Dr Sutton menekankan pentingnya memantau asupan natrium untuk mengurangi risiko kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup di tahun-tahun berikutnya. Merekomendasikan penggabungan makanan kaya kalium seperti sayuran berdaun hijau, pisang, dan ubi jalar, serta mengurangi konsumsi makanan olahan, Dr. Sutton menegaskan kembali pentingnya pilihan makanan seimbang dalam mengelola tekanan darah dan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.