Mulai minggu ini, Australia akan memberlakukan peraturan visa yang lebih ketat yang menargetkan pelajar asing, bertepatan dengan lonjakan migrasi yang terus membebani pasar sewa. Seperti dilansir Reuters , peraturan baru yang berlaku mulai Sabtu ini akan meningkatkan persyaratan bahasa Inggris untuk visa pelajar dan pascasarjana. Selain itu, pemerintah akan mendapatkan kewenangan untuk menangguhkan penyedia pendidikan yang terbukti berulang kali melanggar peraturan terkait perekrutan siswa internasional.
Dalam pernyataannya, Menteri Dalam Negeri Clare O’Neil menekankan bahwa langkah-langkah ini sejalan dengan strategi migrasi pemerintah untuk mengatasi masalah sistemik yang diwarisi dari pemerintahan sebelumnya. O’Neil menyoroti tujuan untuk mengurangi tingkat migrasi sambil menjunjung tinggi komitmen untuk mereformasi sistem imigrasi. Untuk lebih mencegah individu yang ingin mengeksploitasi visa pelajar untuk tujuan pekerjaan, Australia akan memperkenalkan “tes pelajar asli.” Selain itu, ketentuan “tidak boleh tinggal lebih lama” akan diterapkan secara lebih luas pada visa pengunjung.
Tindakan ini merupakan kelanjutan dari inisiatif yang dilakukan tahun lalu untuk mencabut konsesi di era COVID, seperti jam kerja tanpa batas bagi pelajar internasional. Pemerintah telah mengisyaratkan niat untuk memperketat peraturan, yang berpotensi mengurangi separuh jumlah migran dalam periode dua tahun. Lonjakan migrasi terjadi setelah Australia meningkatkan angka migrasi tahunannya pada tahun 2022 untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang diperburuk oleh pandemi COVID-19. Kontrol perbatasan yang ketat telah melarang pelajar dan pekerja asing selama hampir dua tahun.
Namun, masuknya pekerja asing dan pelajar telah memperburuk tekanan pada pasar sewa, yang sudah tertekan. Data yang dirilis oleh Biro Statistik Australia mengungkapkan peningkatan imigrasi bersih sebesar 60% menjadi 548.800 orang pada tahun yang berakhir pada 30 September 2023. Angka ini melampaui 518.000 orang yang tercatat pada tahun sebelumnya. Populasi Australia mengalami pertumbuhan pesat sebesar 2,5%, mencapai 26,8 juta orang pada bulan September, laju tercepat yang pernah tercatat.
Migrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang sebagian besar didorong oleh pelajar dari India, Tiongkok, dan Filipina, telah berkontribusi terhadap perluasan pasar tenaga kerja dan meredam inflasi upah. Namun, hal ini semakin membatasi pasar perumahan, dengan kekosongan sewa yang berada pada titik terendah dalam sejarah dan melonjaknya biaya konstruksi sehingga membatasi pasokan baru. O’Neil mencatat bahwa intervensi pemerintah sejak bulan September telah mengakibatkan penurunan tingkat migrasi, dengan pemberian visa pelajar internasional baru-baru ini turun sebesar 35% dibandingkan tahun sebelumnya.