Dewan Kriket Internasional (ICC) telah menangguhkan Kriket Sri Lanka (SLC) karena campur tangan pemerintah yang luas dalam administrasinya. Keputusan ini diambil setelah penampilan mengecewakan Sri Lanka di Piala Dunia di India, yang memicu pergolakan signifikan. ICC menggambarkan penangguhan tersebut lebih sebagai tindakan peringatan daripada hukuman, yang bertujuan untuk mencegah campur tangan pemerintah lebih lanjut dalam urusan SLC.
Saat ini, penangguhan ini diperkirakan tidak akan berdampak besar pada kriket Sri Lanka, karena tidak ada jadwal kegiatan kriket di negara tersebut hingga bulan Desember, dan pendanaan ICC untuk SLC baru akan jatuh tempo pada bulan Januari. Wakil Presiden SLC Ravin Wickramaratne menyatakan bahwa penangguhan tersebut diminta oleh SLC sendiri untuk menunjukkan kepada pemerintah Sri Lanka bahwa ICC tidak akan mentolerir intervensi pemerintah.
Langkah ini serupa dengan situasi di Zimbabwe pada tahun 2019, di mana Kriket Zimbabwe menghadapi penangguhan serupa karena campur tangan pemerintah. ICC mengadakan pertemuan darurat untuk mengatasi situasi SLC, yang mencakup masalah mulai dari administrasi hingga keuangan, dan bahkan masalah tim nasional. Langkah ICC selanjutnya akan ditentukan dalam pertemuan bulan November di Ahmedabad.
Menteri Olahraga Sri Lanka, Roshan Ranasinghe, baru-baru ini memecat dewan SLC, menunjuk komite sementara yang dipimpin oleh Arjuna Ranatunga. Namun, perintah pengadilan mengembalikan dewan SLC segera setelahnya. Meskipun sebelumnya terdapat komite sementara yang ditunjuk oleh pemerintah, ini adalah pertama kalinya ICC memilih untuk melakukan penangguhan.
Peran menteri olahraga di Sri Lanka juga mencakup meratifikasi tim nasional, sebuah praktik yang berakar pada undang-undang olahraga negara tersebut sejak tahun 1973. Penangguhan SLC oleh ICC menandai tindakan kedua terhadap Anggota Penuh dalam empat tahun terakhir, setelah penangguhan Kriket Zimbabwe pada tahun 2019. Berbeda dengan situasi di Zimbabwe, di mana aktivitas kriket dihentikan dan pendanaan dibekukan, ICC berencana untuk menghadapi situasi di Sri Lanka dengan lebih hati-hati.